loading

Author :
Uploaded : Invalid date

Saya menyukai sepak bola sejak kecil hingga kini. Sewaktu SMP, SMA hingga semester awal perkuliahan, saya ikut tim yang dikomandani Mas Yanto dan Pak Udi (alm). Kadang, kami tandang ke kampung lain menjalin silaturrahmi. Mungkin tarkam kalau istilah zaman sekarang. Lapangannya pun menantang. Sawah habis panen, disulap jadi stadion dadakan. Sewa pick up, berangkat rame-rame penuh sorak sepanjang jalan. Perkawanan terasa hangat dan akrab. Sungguh, saya merindukan masa-masa itu.

Dalam perspektif saya, Sepak bola dan keluarga mengharuskan kita berkerjasama, mengambil peran aktif, dan komitmen kuat mencapai tujuan bersama. Saya mencoba membuat analogi yang mungkin saja terkesan ilmu cocokologi bagaimana membangun keluarga bahagia dari sepak bola. 

1. Anak Berbakti kepada Orang Tua – Pemain Patuh pada Pelatih

Anak, apapun pangkatnya, setinggi apapun ilmu yang dimiliki, sebanyak apapun harta, tetap harus tunduk patuh kepada orang tua. Saat orang tua menasehati, membimbing, atau menegur, maka diam mendengarkan dan melaksanakan perintah orang tua adala kewajiban bagi anak.

Di sepak bola, saya melihat ini seperti pelatih yang mengarahkan para pemainnya. Pemain profesional pasti akan menjalankan instruksi pelatih semaksimal mungkin. Kedekatan emosional antar anak dan orang tua akan menumbuhkan rasa saling percaya yang menciptakan keharmonisan keluarga. Orang tua akan merasa dihargai dan dicintai sehingga makin menyayangi anak-anaknya. Pemain yang patuh akan membuat pelatih merasa dihargai dan akan semakin optimal memberikan arahan kepada para pemain.

2. Mertua Memerhatikan Menantu – Bek dan Kiper Melindungi Tim

Di film, sering diceritakan hubungan kurang harmonis antara mertua dan menantu. Mertua gagal memahami bahwa menantunya telah meninggalkan keluarganya untuk melayani dan berbakti kepada anak lelakinya. Maka dia berharap mertuanya bersikap seperti orang tuanya. Ada juga mertua tidak mengerti bahwa menantu lelakinya, masih memiliki kewajiban kepada orang tuanya.

Ketidakpahaman ini menyebabkan mertua kurang menghargai menantu. Kurang menyayangi menantu. Padahal sebagai orang tua, dan berpengalaman hidup lebih, mertua harus mampu “ngemong”, dan bijak sehingga anak menantu dan cucu semakin menghormatinya. 

Mertua dapat diibaratkan seperti bek atau kiper dalam sebuah tim sepak bola.  Mertua berkewajiban mendukung anak-menantunya menciptakan keluarga yang harmonis. Walau hanya dengan melakukan tindakan kecil seperti mengunjungi anak-menantu, bermain dengan cucu, beri hadiah kecil ke menantu atau cucu, menelpon atau sekadar video call. Meski terkesan sederhana namun itulah  sangatlah berarti karena “menghangatkan” keluarga. Bek dan kiper juga demikian. Demi melindungi gawang agar tidak kebobolan. Bek atau kiper harus menjalin komunikasi dengan pemain lainnya, dan mampu menciptakan rasa aman di barisan belakang. 

3. Ayah Menghidupi Keluarga – Kapten Memimpin Tim dengan Tanggung Jawab

Ayah merupakan pemain utama dalam keluarga. Ayah bertanggung jawab penuh membahagiakan keluarganya. Tugas ayah sangat berat: pencari nafkah, pengayom keluarga dan terus menyemangati anak istrinya. Dalam tim sepak bola, ayah seperti kapten. Ayah bertanggung jawab tidak hanya dalam permainan, tetapi juga dalam menjaga moral tim, dan memotivasi pemain lainnya.

Seorang ayah yang bertanggung jawab akan terus berjuang memberikan rasa aman dan nyaman kepada keluarga, sama seperti kapten yang memastikan tim selalu dalam kondisi terbaik untuk meraih kemenangan.

4.  Istri Menyayangi Anak – Gelandang Menghubungkan dan Menjaga Keseimbangan

Dalam tim sepak bola, pemain gelandang memainkan peran sentral menjaga keseimbangan permainan. Pemain ini berperan menghubungkan lini pertahanan dan serangan. Ini seperti peran seorang Istri. Menciptakan kondisi agar ayah dan anak dekat. Keluarga besar dan anak-anak akrab. Istri adalah sumber stabilitas emosional dalam sebuah keluarga seperti gelandang yang menjaga ritme permainan agar tim tetap kompak.

Keharmonisan sebuah keluarga akan tercipta apabila setiap anggota keluarga memahami dan menjalankan perannya dengan baik. Sama seperti dalam sepak bola, kesuksesan tim sepak bola bergantung pada kerjasama, peran yang jelas, dan komitmen setiap pemain. 

Anda Perlu Login Untuk Menulis Komen